Senin, 06 Februari 2012

Lahirnya Farrelly Dias Agung Pratama

Bekasi, 29 Oktober 2009

Pukul 01.00
Perutku sudah terasa mulas sekali, bulak-balik ke toilet karena diare. Aku tak berhenti-hentinya menangis karena sudah lemas & kehilangan tenaga. Hampir seluruh tenagaku hilang karena diare & tidak bisa masuk makanan apapun ke dalam perut. Entah kenapa hari ini aku benar-benar merasa aku sudah tidak kuat lagi.

Pukul 03.30
Setelah menjelang subuh, aku tau pasti kedua orang tuaku yang tinggal di Jakarta sudah terbangun untuk masak air, mandi & siap-siap ke mussollah (karna saat itu aku tinggal di bekasi tepatnya di RM alias rumah mertua hehehhee..). Tanpa pikir panjang aku langsung menelepon ibuku dan menangis menceritakan keadaanku Alhamdulillah aku agak tenangan setelah diberitahukan bahwa ini tanda-tanda mau melahirkan. Aku langsung disuruh baca LA ILAHA ILLAH ANTA SUBHANAKA INI KUNTUM MINAL DZOLIMIN & ROBUKA... terus aku baca tak henti-hentinya... Aku juga disuruh mama mertua ku untuk berjalan, bulak-balik naik turun tangga dirumah & jongkok. Sudah merasa tidak mempunyai energi & tenaga untuk bertahan aku langsung meminta suami membawa ku ke Rumah Bersalin di dekat rumah mertua. Suamiku langsung bicara sama mama dan ternyata mama bilang besok pagi saja sekitar pukul 08.00 pagi karna percuma belum ada flek. Jujur saat itu aku sedih, marah & kesal sekali kepada suami & mama. Di pikiranku apa mereka tidak sayang & tidak peduli kepada ku. karna aku sudah payah begini masih disuruh nunggu sampai besok pagi!!!

Pukul 05.00
Sambil menahan rasa sakit, aku tetap menjalankan ibadah sholat subuh. Setelah sholat aku terus menangis sambil bersujud & bahkan sambil nungging-nungging untuk menahan rasa mules & sakit. Rasanya aku ingin pergi ke rumah bersalin sendiri karena sudah tidak kuat lagi.

Pukul 06.00
Rasa itu sudah tak karuan, setiap beberapa kali aku pergi ke toilet karna mulas & alhamdulillah akhirnya keluar juga fleknya. Aku langsung bilang ke suamiku & mama. Setelah keluar flek aku masih terus di suruh naik turun tangga agar mulasnya lebih berasa lagi. Benar sekali akhirnya pukul 07.00 aku sudah merasakan mulas tiap lima menit sekali. Mama langsung membuatkan aku minuman telur mentah dicampur madu agar aku mempunyai tenaga saat melahirkan nanti.

Pukul 08.00
Aku langsung dibawa ke Rumah Bersalin Bidan DIAN. Disana aku diperiksa & ternyata belum ada pembukaan. Aku masih harus melakukan jalan & jongkok terus menerus. Ya Allah aku sudah tidak kuat, rasanya aku akan mati. Karna tidak ada tenaga & tidak sanggup untuk makan ataupun minum. Padahal perutku membutuhkan asupan makanan & minuman agar tidak pingsan. Mama sampai memaksa ku untuk makan bubur & minum susu, tapi mulutku seperti sudah tidak bisa menerima itu semua karena kalah dengan rasa mulas diperutku. Dengan dibantu sama mama aku masih harus mundar mandir jalan & jongkok sesering mungkin. Bahkan karna saking sudah tidak kuatnya dengan rasa sakit & mulas diperut & bagian belakang, aku sempat mencakar, memegang tangan mama dengan kuat sekali untuk menghilangkan rasa sakit. Aku sempat merasa berdosa kepada Mama mertuaku, karena semalaman aku sempat kesal & marah karena aku tidak langsung di bawa ke dokter padahal aku sudah lemas & tidak kuat lagi. Tapi ternyata semua yang mama bilang benar bahwa jika belum ada flek & mulas belum lima menit sekali, itu belum ada pembukaan & bisa-bisa melahirkannya pun masih lama. Jadi daripada nunggu di RB lebih baik dirumah.

Pukul 09.00
Saat aku lagi melakukan jongkok terus-terusan tiba-tiba bunyi sebuah ledakan dari kemaluanku. Alhamdulillah ternyata itu yang dinamakan pecah ketuban!!! Subahanallah aku bisa merasakannya juga.
Aku langsung dibawa ke toilet & dibersihkan. Setelah itu aku dinaikan ke tempat tidur & diperiksa oleh Bidan Dian ternyata sudah ada pembukaan tetapi baru pembukaan 4. Akhirnya Bidan Dian suruh satu orang suster menemaniku. Suster yang menemaniku saat itu adalah suster Diah, Ia baik sekali. Aku disuruh tiduran menyamping agar ia bisa mengelus & memijat-mijat perutku bagian samping hingga rasa mulas sempat hilang & aku merasa diperhatikan.

Pukul 11.45
Detik-detik anakku lahir, rasa mulas itu lebih cepat & terus menerus kurasakan. Aku sampai mencengkram tangan suamiku & memukul-mukulnya. Sambil berontak & teriak-teriak aku tak putus-putusnya melafazkan LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTUM MINAL DZOLIMIN.
Bidan Dian terus menerus mengajak aku & suamiku mengobrol, mungkin agar aku lupa akan sakit & mulasnya perutku. Tapi tetap saja aku tidak hiraukan pertanyaan-pertanyaannya. Kebanyakan suamiku yang menjawabnya. Aku hanya bisa menangis, teriak & melafalkan ayat-ayat suci. Setiap ada kemajuan dari kepala anakku, suamiku langsung bilang kepada ku "Ayoo yank terus semangat, udah keliatan nih rambut & kepala anak kita. Ayooo terus yank, terus...!!" Semakin suamiku berkata seperti itu, semakin aku mendapatkan kekuatan yang tak terhingga untuk membuat anak ku cepat terlahir didunia. Dengan penuh semangat, aku selalu mendengarkan & mengikuti aba-aba dari Bidan Dian untuk terus menarik napas panjang & membuangnya.. terus menerus..

ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR... Alhamdulillah ya Allah setelah aku bertarung melawan rasa mulas, akhirnya anakku lahir juga. Subhanallah aku bisa merasakan benar-benar menjadi wanita sempurna yang bisa hamil & melahirkan bahkan secara NORMAL. Banyak orang yang ragu aku bisa melahirkan secara normal terutama dari pihak keluarga ku. Karena jika dilihat dari fisik ku yang lemah & suka pingsan memang wajar sekali jika mereka berpendapat seperti itu tapi ini lah kuasa Ilahi.

Saat itu juga suamiku langsung diutus oleh Bidan Dian untuk menjadi bapak pertama yang memotong tali pusat anak nya sendiri di Rumah Bersalin itu.
 Farrelly umur 2 bulan                         



Farrelly tertawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar